Sunday, March 25, 2012

TUGAS KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (1)

NAMA    : Mira Yulianti
NIM       : 2010-41-076

DOSEN  : DWI AJENG WIDARINI S.SOS. M. SI


TUGAS TEORI KOMUNIKASI KELOMPOK

Teori komunikasi kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang berinteraksi yang mempunyai tujuan bersama.
Saya akan menjelaskan 2 teori komunikasi kelompok beserta contoh dari teori-teori tersebut. Teori yang akan saya jelaskan disini adalah teori A-B-X dari Newcomb dan teori perbandingan sosial dari Festinger.

1) Teori A-B-X dari Newcomb

               Teori A-B-X ini memusatkan perhatian pada pola hubungan yang ada di antara 2 individu dalam berinteraksi dan pada objek yang mempengaruhi interaksi di antara mereka berdua. Sistem A-B-X dari Newcomb ini memperluas teori hubungan intrapribadi dari Heider sampai kepada interaksi yang terjadi di antara anggota dari kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang anggota. Model dari Newcomb melibatkan tiga unsur, yaitu : A dan B yang mewakili dua orang individu yang berinteraksi, dan X sebagai objek pembicaraan (komunikasi).
         Menurut Newcomb tingkah laku komunikasi terbuka antara A dan B, dapat diterangkan melalui kebutuhan mereka untuk mencapai keseimbangan atau keadaan simetris antara satu sama lain dan juga terhadap X. Teori dari Newcomb dapat membantu ahli komunikasi kelompok dalam menjelaskan dan memperkirakan tingkah laku kelompok-kelompok yang beranggotakan 2 orang. Dengan demikian, pada model ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif bagi orang yang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.


Contoh teori A-B-X :
            
            Sebagai contoh ada dua individu yaitu, si A dan B. A dan B adalah tetangga. Mereka memiliki keahlian yang berbeda. Si A adalah seorang chef yang ingin membangun restoran, tetapi A tidak tahu bagaimana harus mendesain restorannya seperti apa maka A membutuhkan ide untuk desain restoran. B adalah seorang mahasiswa semester akhir di jurusan teknik arsitektur, B mendapat tugas akhir untuk mendesain restoran, tetapi B tidak memiliki data analisa untuk didesain padahal B memang mempunyai cita – cita untuk membangun sebuah restoran. Maka A mengajak B untuk kerjasama membangun restoran, dengan begitu B dapat menyelesaikan tugasnya untuk mendesain restoran dan B juga dapat joinan dengan A untuk menjalankan restoran.

Dengan kata lain,
A  :  Seorang chef yang ingin membuat restoran.
B  :  Seorang mahasiswa semester akhir yang mendapat tugas untuk mendesain restoran.
X : A dan B mempunyai tujuan yang sama yaitu membangun sebuah restoran, tapi keduanya memiliki keterbatasan untuk mencapai tujuannya. Maka dari itu mereka memutuskan untuk menjadi partner.


2) Teori perbandingan sosial dari Festinger
            
             Teori perbandingan sosial adalah teori dimana adanya tindak komunikasi dalam kelompok yang berlangsung karena adanya kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap, pendapat, dan kemampuannya dengan individu lain.
           Teori perbandingan sosial ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan.

Contoh teori perbandingan sosial :
            
           Kesempatan diantara para pengantri tiket konser musik Katy Perry. Yang dimaksud dengan adanya kesempatan disini adalah kesempatan untuk melakukan perbandingan sosial posisi seseorang dengan orang lain yang ada dalam antrian yang sama. Setiap pengantri, akan merasakan mereka berada dalam situasi krisis atau menghadapi masalah yang harus dipecahkan misalnya akibat terlalu lama mengantri mereka merasa kelelahan, bosan, ditambah lagi rasa kesal apabila ada pengantri yang menyerobot antrian, dll. Perasaan harga diri dalam situasi semacam itu ternyata dapat dipecahkan, jika mereka dapat membandingkan diri dengan posisi pengantri lain yang lebih buruk. Jadi para pengantri tiket itu jangan hanya menghitung berapa orang lagi yang ada di barisan depan, melainkan juga melihat masih berapa banyak orang yang juga masih mengantri di belakang.
             Mengantri ternyata dapat memprovokasi peningkatan dan penurunan perbandingan sosial. Karena dalam antrian tersebut akan terlihat dengan jelas, siapa yang memiliki posisi lebih baik dan siapa lebih buruk. Manusia selalu cenderung membandingkan, dimana posisinya, dengan melihat mereka yang posisi sosialnya berada atas dan di bawah. Sama seperti antrian, siapa posisinya di depan dan siapa di belakang. Perbandingan posisi ini berlaku jika antrian klasik terbentuk, yakni masing-masing pengantri berdiri pada posisi berbaris ke belakang. Apabila antrian diatur dengan nomor, seperti di ruang tunggu dokter atau di rumah sakit, maka fenomena perbandingan posisi sosial seperti mengantri tiket konser musik ini tidak akan muncul.

Sumber :
Buku Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu oleh Sumadi Dilla
Buku Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaaan di Negara-Negara Dunia ketiga oleh Amri Jahi